Rabu, 05 Maret 2014

Manfaat Sholat Tepat Waktu

Assalamu'alaikum wr. wb.
Selamat datang di blog saya :)
saya akan membagi ilmu yang telah saya dapatkan dari Allah SWT melalui perantara guru saya tentang keutamaan Sholat/Sembahyang tepat waktu.

Sholat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim di dunia.
sholat yang wajib dikerjakan ada 5 yaitu Subuh, Zhuhur, Ashar, Magrib dan Isya, dan masih banyak sholat sunah yang juga dikerjakan oleh Baginda Muhammad saw. yang juga kita ikuti antara lain sholat dhuha, qobliyah-ba'diyah, tahajud, tasbih, taubat, fajr.
Namun, kali ini saya akan membahas keutamaan sholat Fardlu tepat waktu.

--

baru saya ketahui sekitar 1 tahun yang lalu, ternyata setiap waktu itu memiliki warna energy yang berbeda-beda dan memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan bahkan kehidupan sosial kita.

SUBUH (terbitnya matahari dengan tanda muncul mega merah pada langit)
Warna Energy  : Biru Muda (light blue)
Manfaat           : Energy Mulut (komunikasi), Rezeqi, dan Metabolisme tubuh

DHUHUR (tanda matahari tepat diatas kepala)
Warna Energy  : Kuning (yellow)
Manfaat           : Energy Pencernaan (hati, usus, lambung), Keceriaan

ASHAR
Warna Energy  : Orange
Manfaat           :Energy Produksi (sekresi kelenjar), Sistem Sirkulasi (peredaran darah), Reproduksi,                                     Respirasi, Ekskresi, dan mempengaruhi kreativitas

MAGRIB (tenggelamnya mega merah )
Warna Energy  : Merah (red)
Manfaat           : Energy Mata , Otot, Syaraf, Tulang

ISYA'
Warna Energy  : Ungu (purple)
Manfaat           : Energy Otak

by. N.HT SMANDA SMG

Nah, seteah mengetahui manfaat dari sholat tepat waktu pastikan kita semua bisa meningkatkan ibadah kita.
untuk komentar serta saran dipersilahkan.
keterangan lebih lanjut bisa contact via email: putripranoto97@yahoo.co.id
mention atau dm twitter folow @rizkappro / @NHTSMANDA
pin bb 796be48d
Terimakasih atas kunjungannya :)
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Naskah Roro Gendut ( Roro Mendut )

Hallo, selamat datang di Blog ku :)
Aku baru saja drama untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
Aku mengambil cerita dari legenda Roro Mendut.
Supaya lebih terkesan lucu dan tidak serius , aku mengubah dialognya menjadi Roro Gendut tanpa mengubah nama tokoh yang lain serta alur ceritanya.
Dialog ini aku buat sendiri dengan membaca beberapa referensi cerita yang ada di internet. Jadi, apabila dialog agak aneh mohon maaf :p
--

Roro Gendut
BABAK 1
Alkisah di Pantai Utara Kadipaten Pati, hiduplah seorang gadis yang sangat cantik jelita. Ia bernama Roro Gendut, seorang anak nelayan. Kecantikannya tersohor sampai ke seluruh kadipaten. Sampai-sampai seorang adipati Pati bernama PragoloII tertarik pada Roro Mendut

Suatu malam,dua ajudan Adipati Pragolo dipanggil untuk menghadapnya, Adipati sedang duduk di kursi kebesarannya.
(Di istana Adipati Pragolo  memanggil 2 ajudannya)
Ajudan 1 &2          : (datang, dan duduk berlutut pada Adipati Pragolo )
Adipati Pragolo      : (duduk di singgasananya) “Aku dengar di desa nelayan ada seorang gadis yang sangat cantik, dia bernama Roro Gendut. Aku ingin bertemu dengan dia dan ingin melihat seberapa cantiknya dia.”
Ajudan 2             : “Lalu, apa yang harus kami lakukan tuan ?”
Ajudan 1             : (berbisik pada ajudan 2 dengan nada jengkel) “kamu ini lola (loading lama) atau gimana sih ? Adipati itu ingin kita menemui gadis yang bernama Roro Mendut itu !”
Ajudan 2             : “ya namanya saja tidak tahu !”
Adipati Pragolo      : (mendengar ajudannya berbisik-bisik, Adipati menukas pembicaraan mereka) “sudah-sudah jangan kalian bertengkar disini! (beranjak dari kursinya) Benar apa yang dia bicarakan(menunjuk ajudan 1) Aku ingin kalian mengundang Roro Gendut untuk datang kemari. Datanglah ke desa itu, dan cari gadis yang bernama Roro Gendut! Katakan saja aku mengundangnya dalam pagelaran wayang kulit di istana!”
Ajudan 1 & 2         : (menundukkan kepala) “baik tuan , kami laksanakan.” (pergi dengan jalan jongkok mundur).

BABAK 2
Pagi hari, Roro Gendut sedang menjalankan aktivitas seperti biasa yaitu menjemur ikan 2 ajudan Adipati Pragolo datang.
Di desa nelayan, depan rumah Roro Gendut.
Suasana terlihat sepi, belum ramai warga desa yang melakukan aktivitasnya diluar rumah. Hanya terlihat beberapa orang lewat
Roro Gendut          : (menjemur ikan, sambil bernyayi)
Ajudan 1             : (mengintip dari balik pohon besar) “Sepertinya itu gadis yang bernama Roro Gendut!”
Ajudan 2             : (menganggukkan kepala , matanya terpana melihat kecantikan Roro Gendut)
“Ya... tidak salah lagi, pasti dia. Cantiiiik sekali......”
Ajudan 1 & 2         : (datang menghampiri Roro Gendut)
Ajudan 1             : “Permisi Tuan putri, hormat kami, kami diperintahkan oleh  Adipati Pragolo II  untuk mengundang tuan putri secara istimewa ke istana dalam acara pagelaran wayang kulit pada besok malam. Apakah tuan putri bersedia?”
Roro Gendut          : “Dengan penuh rasa hormat , saya bersedia datang ke undangan itu.”
    
BABAK 3
Di sisi lain, di Kerajaan Mataram
Sultan agung dan Tumenggung Wiraguna berbicara di ruangan Sultan.
Sultan Agung         : “Wiraguna, lakukan perluasan wilayah kerajaan Mataram ke daerah Pantai Utara untuk memperkuat posisi kerajaan ini. Menurutmu, daerah bagian mana dulu yang perlu kita taklukan ?
T. Wiraguna          : “Maaf Sultan, menurut saya lebih baik kita menaklukkan wilayah yang memiliki pertahanan lemah.”
Sultan Agung         : “baiklah, tapi bagian mana itu ?”
T. Wiraguna          : “Kadipaten Pati, Sultan.”
Sultan Agung         : “Baiklah, lakukan serangan besok. Untuk strategi dan pasukan, ku percayakan padamu Wiraguna!”
T. Wiraguna          : “ Laksanakan Sultan!”

BABAK 4
Setelah pembicaraan Tumenggung Wiraguna bersama Sultan Agung, Tumenggung Wiraguna segera mengumpulkan prajurit untuk mengatur rencana serangan ke Kadipaten Pati di lapangan.
T. Wiraguna     : “Kalian semua saya kumpulkan disini karena besok kita akan melakukan serangan ke Kadipaten Pati yang berada di wilayah Pantai Utara.”
Prajurit 1      : “Besok Tumenggung? Apa tidak terlalu mendadak?”
T. Wiraguna     : “Ya, kita masih punya waktu, kita lakukan serangan besok malam. Saya dengar Adipati Pragolo mengadakan acara yang akan membuat sibuk bala tentaranya dan itulah waktu yang tepat untuk menyerang Kadipaten Pati. Siapkan perlengkapan kalian malam ini juga. Kita akan berangkat dari sini besok pagi.”
Prajurit        : “Baik Tumenggung !” (dengan suara lantang)

BABAK 5
Keesokan harinya,...
Prajurit Kerajaan Mataram sibuk menyiapkan keberangkatan mereka, kemudian para prajurit berbaris untuk melakukan upacara keberangatan. Pada saat upacara Tumenggung Wiraguna menghadap Sultan Agung yang juga ikut dalam upacara tersebut.
Sultan Agung    : (menepuk pundak Tumenggung Wiraguna) “hati-hati dalam perjalananmu, arahkan prajuritmu dengan baik.”
T. Wiraguna     : “Baiklah Sultan, hamba mohon doa restu.”
Selepas itu, prajurit Mataram berangkat menuju Kadipaten Pati dengan dipimpin oleh Tumenggung Wiraguna.

BABAK 6
Sementara itu di Kadipaten Pati,
Sore hari, menjelang acara pagelaran wayang kulit.
Di kamar Roro Gendut bersama seorang sahabatnya yang bernama Laras
Roro  Gendut sedang berdandan dan bersiap untuk datang ke pagelaran wayang kulit istana. Dia merasa kebingungan dalam memilih busana yang akan dikenakannya.
Roro Gendut     : (mengeluarkan isi lemarinya) Laras... aku bingung , busana mana yang akan aku gunakan untuk ke pagelaran wayang di istana nanti ?
Laras           : (mengambilkan kebaya berwarna merah muda dengan hiasan sederana) sepertinya ini cocok untukmu Ndut. Warna yang ceria, manis, dengan hiasan sederhana menambah kecantikan dirimu. Sesuai dengan parasmu yang cantik kepribadianmu yang sederhana namun menarik.
Roro Gendut     : (tersenyum simpul) ah kamu ini bisa saja Laras .
Akhirnya dipakailah kebaya merah muda itu.

BABAK 7
Keadaan sudah gelap...
Malam itu hening, hanya terdengar suara – suara kodok  dibalik semak-semak. Roro Gendut keluar menuju istana bersama sahabatnya. Sampai di istana, dua ajudan yang mengundang Roro Mendut berjaga di depan gerbang.
Ajudan 1 & 2         : (keadaan siap) “Selamat datang Tuan Putri, mari kami antar untuk bertemu Adipati”
Roro Gendut          : (mengangguk sambil tersenyum mengikuti dua ajudan Adipati)
Laras                : (berbisik) “kau terlihat sangat istimewa Gendut, sampai diantar juga untuk bertemu Adipati.”
Roro Gendut          : (berbisik) “Sudahlah, ini suatu kehormatan bagi kita Laras.”

BABAK 8
Adipati Pragolo berada di ruangan dan duduk di singgasananya. Kedua ajudan Adipati Pragolo bersama Roro Gendut dan Laras datang menghadap sambil berlutut.
Ajudan 1             : “Tuan, seorang ini (sambil menunjuk Roro Gendut) bernama Roro Gendut, dan yang seorang lagi sahabatnya (menunjuk Laras) bernama Laras.”
Adipati Pragolo      : “(berdehem menatap Roro Gendut dan Laras) Gendut, Laras silahkan berdiri.” “(berbicara pada ajudan) silahkan kalian bisa tinggalkan ruangan ini. Terimakasih”
Ajudan 1 & 2         : (keluar dari ruangan raja)

Setelah dua ajudan Adipati keluar, Adipati Pragolo berdiri dan turun dari singgasananya menghadap Roro Gendut dan Laras.
Roro Gendut          : (menunduk) “Maaf Tuan, saya kemari bersama sahabat saya.”
Adipati Pragolo      : (tersenyum) “ Tidak masalah buat saya, ini pagelaran terbuka. Siapapun boleh datang kemari. Mari ikut ke serambi depan. Acara akan segera dimulai.”
Adipati Pragolo keluar ruangannya diikuti Roro Gendut dan Laras.

BABAK 9
Sampai di serambi depan, ruangan terlihat ramai. Adipati Pragolo mempersilahkan Roro Gendut dan Laras untuk duduk sejajar dengan Adipati Pragolo.
(Adipati Pragolo, Roro Gendut, dan Laras berbincang basa-basi)
Tidak lama setelah itu, terdengar suara gemuruh dari luar istana.
Adipati Pragolo      : (panik) “Ada apa ini ?”
Ajudan               : (nafas terengah-engah) “Tuan, kita mendapat serangan!”
Adipati Pagolo       : (menunjuk Roro Gendut dan Laras) “cepat kalian sembunyi !”
Prajurit dari Mataram sudah masuk ke Istana, Tumenggung Wiraguna langsung menghunuskan pedangnya tepat di dada Adipati Pragolo. Dalam pertempuran itu, Laras juga meninggal terbunuh oleh prajurit Mataram.

BABAK 10
Kadipaten Pati mengalami kekalahan. Prajurit mencari cari rakyat yang masih ada. Tertangkaplah Roro Gendut, dan diserahkan kepada T. Wiraguna.
Roro Gendut          : (berontak) “ mau dibawa kemana aku ?”
T. Wiraguna          : (menunjuk Roro Gendut) “Prajurit bawa dia ke Mataram, jangan sampai ada luka sedikitpun, jaga dia baik-baik!”
Prajurit             : “Baik Tumenggung.”

BABAK 11
Sesampainya di Mataram.
Roro Gendut tinggal di istana Mataram untuk menjadi abdi dalem. Dia mengantarkan minuman kepada Tumenggung Wiraguna yang sedang bersama kedua selirnya.
T. Wiraguna          : “Terimakasih Ndut.”
Roro Gendut          : “Sama-sama Tuan, saya permisi kembali ke....”
T. Wiraguna          : (menahan langkah kaki Gendut sambil memegang pergelangan tangan Gendut) “Tunggu Mendut,aku ingin bicara denganmu”
Selir 1              : “Kakanda....” (memegang lengan Tumenggung Wiraguna yang sedang memegang tangan Roro Gendut)
T. Wiraguna          : “tak usah berlama-lama, aku ingin melamarmu menjadi selirku Ndut”
Selir 2              : (matanya melotot pada Roro Gendut) “Tidak kanda! Aku tidak mau dimadu! Dia Gendut! Akulah selir terakhirmu!”
Roro Gendut          : (diam, menundukkan kepalanya)
T. Wiraguna          : “Jawablah pertanyaanku Ndut!”
Roro Gendut          : “Maaf Tuan, saya tidak bisa.”
Selir 2              : (tersenyum sinis)
T. Wiraguna          : (nada membentak) “Apa alasanmu menolak lamaranku ?”
Roro Gendut          : “Maaf Tuan, saya sudah memiliki kekasih dan saya akan segera menikah dengannya.”
T. Wiraguna          : “Aku tidak mau tau! mulai saat ini, kamu harus membayar pajak padaku setiap bulannya  Rp 10.000.000,- !”
Wiraguna meninggalkan para selirnya beserta Roro Gendut.
Roro Gendut          : (wajah murung) “Dapat dari mana saya, uang sebanyak itu ?”(suara lirih)
Selir                : (berjalan mendekati Roro Gendut) “Kamu tidak usah khawatir, aku akan membantumu untuk mendapatkan uang guna membayar pajak itu. Karena kamu telah memberikan jawaban yang tepat untuk Kanda Wiraguna. Sejujurnya aku sudah tidak mau dimadu lagi Gendut..”
Roro Gendut          : “Saya mengerti perasaan nyonya. Nyonya, bolehkah saya hidup diluar istana untuk mendapatkan uang guna membayar upeti yang tumenggung bebankan ?”
Selir                : “Untuk hal itu, akan ku mintakan izin pada Kakanda.”

BABAK 12
Setelah diperbolehkan untuk hidup dan bekerja di luar istana. Gendut bekerja sebagai juru masak makanan pinggir jalan yang makanannya selalu habis diserbu oleh pembeli terutama pembeli laki-laki.
Hal itu juga dimanfaatkan Gendut untuk bertemu kekasihnya bernama Pranacitra di Taman setiap sorenya. Tercium pula, pertemuan Mendut dengan Pranacitra oleh Wiraguna.
Suatu sore di taman...
T. Wiraguna          : “Gendut! Kau telah membohongiku !”
Pranacitra           : “Dia kekasihku ! (merangkul Roro Gendut). Kamu tidak berhak atas dia!”
T. Wiraguna          : “Lancang kamu !” (mengeluarkan pedang )
Roro Gendut          : “Bunuhlah aku! aku yang bersalah!”
T. Wiraguna          : (menghunuskan keris ke arah Pranacitra)
Roro Mendut          :    (mencoba melindungi Pranacitra dengan menghalangi pedang yang ditujukan ke dada Pranacitra)

     Pranacitra pun meninggal dibunuh oleh Tumenggung Wiraguna. Melihat kekasihnya meninggal dibunuh, Roro genut mengambil pedang Tumenggung Wiraguna dan menghunuskannya ke dadanya.
     Akhirnya mereka beruda meninggal , dan dikubur dalam satu liang lahat.

note:
  • kalau mau di copy atau dijadikan referensi, silahkan :)
  • mohon komentar dan sarannya. terimakasih :)

Minggu, 02 Maret 2014

Lika-Liku Anak SMA - 1

Marzalla Az-Zahra...
Sebuah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
Marzalla.... panggilannya
Seorang gadis remaja yang sekarang duduk di kelas 11 SMA di kota Semarang.
Seorang gadis yang berasal dari keluarga berada namun tidak pernah menceritakan tentang apapun yang dimilikinya.

--

Seperti biasa, aku selalu datang pagi ke sekolah. Namun kali ini berbeda, hari ini aku akan mendapatkan kelas baru dan kawan baru tentunya karena ini sudah masuk pada tahun ajaran baru. Memulai hari dengan semangat baru dan rencana-rencana baru.

Sekolah masih terlihat sepi, hanya beberapa gelintir orang yang ke sana ke mari mencari kelasnya. Begitu pula aku, dan akhirnya aku menemukan MARZALLA AZ-ZAHRA tercantum di daftar penghuni kelas XI IPA6.

Aku masuk ke dalam kelas baruku dan memilih tempat duduk yang strategis tengah nomor 2 dari depan. Tak berapa lama, seorang siswi datang dan menghapiri "boleh duduk di sini ?" Nada suaranya lirih "iya, iya silahkan. Kenalkan aku marzalla dari kelas 10-6. Namamu siapa ? Dari kelas 10 berapa ?" Menjejalinya dengan pertanyaan. "Aku Nina, 10-7" singkat, mungkin dia memang tipe orang pendiam. Tak berapa lama satu dua tiga orang datang lagi dan datang lagi. Sekarang ke 34 tempat duduk telah terisi tas-tas penghuni baru kelas IPA6.

Satu, dua minggu kelas terasa sepi, minggu selanjutnya.... kelasku jadi kelas super rame.

Sebulan dua bulan , udah mulai kelihatan siapa-siapa aja yang menonjol. Termasuk aku yang cukup menonjol di mapel ipa dan matematika. Nina, kawan sebelahku dia tidak terlalu menonjol pada salah satu mata pelajaran. Namun karena dia rajin, jadilah dia menduduki peringkat pertama di kelasku.

--

Semester 4
Februari .... persaingan tidak sehat sudah mulai terasa. Temenan pilih-pilih, diskriminasi, menjelekkan satu sama lain.
Ya itulah yang terjadi di kelasku. Dan aku seorang Marzalla Az-Zahra menjadi salah satu orang yang terdiskriminasi, orang yang dibenci entah mengapa.

--

Sore itu...
Setelah menutup pagar gan memarkirkan motorku, "Assalamu'alaikum" sambil menenteng sepasang sepatu sekolah untuk ku letakkan di rak. Masuk ke dalam rumah, terasa sepi. "Assalamu'alaikum ma..... mama...." panggilku debgan menaikkan nada suara . "Waalaikumsalam naak..." keluar dari ruang sholat menghampiriku kemudian ku cium tangan mama. "Kok pulangnya sore? Ada kegiatan ya? Kenapa gak kasih kabar mama?" Tanya mama. "Ma, ceritanya nanti aja ya.. Zalla mau mandi dulu" badanku sudah lengket keringat. "Oo iya iya . Sana mandi dulu mama buatin kamu makanan ya, mau dibuatin minum apa Zal ?" Merapikan rambutku ke belakang telinga. "Makasih ma, nanti minumnya Zalla buat sendiri aja."

--

Duduk di ruang tengah, aku mengambil remote tv dan meletakkan beberapa buku fisika di atas meja. Duduk di bawah depan sofa, Niatku mau ngerjain pr santai. "Zallaaaa.... ini pasti kamu belum makan ya" meletakkan sepiring pasta, dan segelas orange juice. Janjiku untuk cerita akhirnya ditagih oleh mama.